Cadangan devisa Indonesia diramal semakin menurun seiring belum adanya kepastian waktu Bank Sentral Amerika (The Fed) menurunkan suku bunga acuannya. Bank Indonesia (BI) melaporkan, cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2024 mencapai US$ 140,4 miliar, menurun dibandingkan posisi pada akhir Februari 2024 sebesar US$ 144,0 miliar. Penurunan cadangan devisa pada Maret tersebut dinilai wajar, sebagai imbas dari langkah intervensi yang dilakukan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas rupiah.
Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto memperkirakan, pada Juni 2024 yang diperkirakan ada persiapan penurunan suku bunga The Fed, posisi cadangan devisa Indonesia akan berkisar US$ 138,7 miliar. Namun, setelah The Fed memangkas suku bunga acuannya, bahkan sampai tiga kali, Myrdal memperkirakan, pemangkasan tersebut akan menciptakan capital inflow baik di pasar keuangan maupun sektor riil. “Hal ini yang akan membuat cadangan Indonesia dapat mencapai US$ 151,5 miliar pada akhir tahun 2024,” tutur Myrdal dikutip dari Kontan, Sabtu (13/4/2024).
Meskipun cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan, Ia melihat pada saat aksi jual marak, investor malah melakukan aksi ‘buy on dip’ atau membeli aset saat harga menurun dan berada di titik rendah. Lee Hyeri Makin Kurus Bukan Gara gara Putus Cinta, Ternyata Sedang Diet Demi Project Terbaru Gara gara Maarten Paes Kiper Timnas Indonesia Memanas, 4 Nama Ini Bisa Terancam, Ernando Terbuang?
Pemerintah Indonesia Bakal Revisi Anggaran Subsidi BBM Gara gara Konflik Iran Israel Cerita Diding Mobilnya Terguling Gara gara Ngantuk Usai Begadang Nonton Timnas Indonesia Orang Indonesia Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup gara gara Polusi Rumah Tangga
Gara gara Viral Performa Mengesankan Timnas Indonesia, Kabar Irfan Bachdim Ikut Jadi Sorotan Pimpinan Rapat Paripurna DPRD Sikka Skors Sidang Gara gara Masalah Ini LEGENDA Sepakbola Ini Dicerai Istri Gara gara Dianggap Sosok Suami Sempurna
Hal tersebut lanjutnya, didorong oleh kondisi fundamental Indonesia yang masih solid dengan imbal hasil tinggi, sehingga membuat aset investasi Indonesia terlihat masih menarik. Ia pun melihat kondisi nilai tukar rupiah masih akan terjaga di level resistance Rp 15,962 per dollar AS, selama kondisi neraca dagang Indonesia masih surplus dan berada di level lebih dari US$ 600 juta per bulan. Di samping itu, posisi defisit neraca transaksi berjalan diharapkan masih di bawah 1,5 persen terhadap PDB, serta fundamental pertumbuhan ekonomi masih terjaga di kisaran 5 persen dan inflasi juga masih di bawah 3,5 persen year on year (YoY). (Siti Masitoh/Kontan)
Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul