Sindrom patah hati atau broken heart syndrom adalah suatu kondisi jangka pendek di mana terjadi penurunan kerja jantung. Sebagian otot jantung melemah dengan cepat. Gangguan biasanya terjadi setelah stres fisik atau emosional yang tiba tiba.

Walau terdengar tidak serius, nyatanya sindrom patah hati ini bisa menyebabkan komplikasi. Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr Mega Febriarona. Trik Meredakan Rasa Sakit Secara Alami yang Harus Anda Ketahui Sebelum Minum Obat

Ini 3 Tanda tanda Seseorang Mengalami Gejala Gerd, Ketahui Faktor Penyebabnya Arti Mimpi Tentang Helm, Bisa Jadi Tanda Anda Harus Hati hati, Berikut Tafsirannya Sakit Hati Ria Ricis Perkara Es Kurma, Berujung Ribut dengan Ibu Mertua, Teuku Ryan: Tak Perlu Baper

Tanda tanda Seseorang Mengalami Gejala Gerd, Ketahui Juga Faktor Penyebabnya Murka Umi Pipik dan Abidzar Efek Kematian Dali Wassink Seret Peristiwa Mendiang Uje, Sakit Hati Banjarmasinpost.co.id Cara Mudah dan Ampuh Mengobati Demam Berdarah Agar Cepat Sembuh, Tanpa Harus Pergi ke Rumah Sakit

"(Komplikasi) Paling buruk adalah kematian, walau tidak langsung. Bisa penurunan pompa terlalu ekstrim, gangguan irama dan henti jantung mendadak," ungkapnya pada talkshow kesehatan virtual yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Minggu (28/4/2024). Ia pun menganjurkan pada masyarakat untuk segera memeriksakan ke dokter jika mengalami beberapa indikasi. Umumnya, sindrom patah hati ini akan memunculkan beberapa gejala.

Seperti mengalami rasa nyeri di dada, merasa tidak nyaman saat bernapas, atau diikuti rasa sesak. Jika beberapa gejala di atas dirasakan dalam jangka waktu lama, maka jangan ragu untuk segera memeriksakan ke dokter. "Ketika mengalami hal buruk, ada lima yang dilewati. Tidak terima, marah, tawar menawar, depresi dan menjauhkan diri. Lima fase ini berbeda. Bisa dilewatkan cepat, dua minggu atau bertahun tahun," jelasnya.

"Kalau fase awal sudah terlewati, tapi masih ada keluhan nyeri dada, rasa tidak nyaman, mungkin sudah waktunya minta bantuan," imbau dr Mega. Tidak perlu langsung ke dokter spesialis jantung, pasien bisa bertemu psikiatrik terlebih dahulu. Tujuannya untuk mengetahui apakah nyeri dada disebabkan emosional atau memang berasal dari jantung.

"Ke dokter umum bisa banget. Dokter umum akan memeriksa melalui elektrokardiogram (EKG). Kalau ada masalah, dokter spesialis jantung akan lakukan pemeriksaan lanjutan. Apakah fungsi jantung naik atau menurun," tuturnya. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *